PENDAHULUAN

Akademi Keperawatan Karya Husada Yogyakarta merupakan salah satu pendidikan kesehatan di Yogyakarta yang berperan mencetak tenaga keperawatan pemula yang profesional dan berkarakter. Para lulusan nantinya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan disemua lini, baik itu di rumah sakit, puskesmas, maupun diberbagai pelayanan kesehatan lainnya.
Disamping itu pula para lulusan dapat mengembangkan diri pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi diantaranya yaitu S.1 Keperawatan, S.2 Kesehatan Masyarakat dan bahkan S.3 Kesehatan lainnya.

Awal berdirinya Akademi Keperawatan Karya Husada Yogyakarta pada tahun 1984 dalam bentuk Sekolah Perawat Kesehatan ( SPK ) dengan SK.Men.Kes.RI NO:65/Kep/Diklat/Kes/1984 dan pada tahun 1999 melakukan konversi ke Akper dengan SK. Men. Kes. RI. NO: HK.00.06.1.1.2192.

Selasa, 14 Juli 2009

KUMPULAN ASKEP

LAPORAN PENDAHULUAN
PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH
(BBLR)

A. PENGERTIAN
Bayi Berat lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram (Berat lahir ditimbang dalam 1 jam setelah lahir).
Ada 2 macam BBLR:
1. Bayi Kurang Bulan (KB), yaitu bayi yang dilahirkan dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
2. Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK), yaitu bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari persentil ke-10 kurva pertumbuhan janin dari battaglia dan Lubchenko.
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam:
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2499 gram
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.
3. Bayi berat lahir eksterm rendah (BBLER) , berat lahir < 1000 gram.
Berat badan menurut usia kehamilan digolongkan:
1. KMK: kecil menurut masa kehamilanya itu jika bayi lahir dengan BB dibawah persentil ke-10 kurva pertumbuhan janin
2. SMK: sesuai masa kehamilan yaitu jika bayi lahir dengan BB diantara persentil ke-10 dan ke-90 kurva pertumbuhan janin
3. BMK: besar masa kehamilan yaitu jika bayi lahir dengan BB diatas persentil ke-90 pada kurva pertumbuhan janin.

B. ETIOLOGI
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi BBLR yaitu:
1. Faktor Ibu: umur, paritas, ras, infertilitas, riwayat kehamilan tak baik, rahim abnormal, jarak kelahiran terlalu dekat, BBLR pada anak sebelumnya, malnutrisi sebelum hamil (pertambahan berat badan kurang selama hamil), penyakit akut dan kronik, kebiasaan tak baik (pengobatan selama hamil, merokok, alcohol, radiasi), keadaan penyebab insufisiensi placenta (penyakit jantung, ginjal, paru, hipertensi, DM, preeklamsi)
2. Faktor placenta: penyakit vaskuler, kehamilan ganda, malformasi, tumor
3. Faktor janin: kelainan kromosom, malformasi, infeksi bawaan yang didapat dalam kandungan (missal: TORCH), kehamilan ganda.

C. TANDA DAN GEJALA
1. Berat badan < 2500 gram
2. Ukuran badan: PB: <45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm.
3. Kepala: Kepala bayi lebih besar dari badan, rambut kepala tipis dan halus, elastisitas daun telinga.
4. Dada: dinding torak sangat elastis, putting susus belum terbentuk.
5. Abdomen: distensi abdomen, kulit perut tipis, pembuluh darah kelihatan.
6. Kulit: tipis, transparan, pembuluh darah kelihatan.
7. Jaringan lemak subkutan sedikit, lanugo banyak.
8. Genetalia: perempuan labia mayora hampir tidak ada, klitoris menonjol, dan untuk laki-laki skrotum kecil, testis tidak teraba.
9. Ekstremitas: kadang edema, garis telapak kaki sedikit.
10. Motorik; pergerakan masih lemah, otot hipotonik.

D. PATOFISIOLOGI
Temperature dalam kandungan sekitar 37º C, sedangkan temperature ruang berkisar antara 28-32º C. Adanya perubahan temperature ini harus diperhitungkan terutama untuk bayi kurang bulan.
Pada bayi premature (BBLR) belum dapat mempertahankan suhu normal karena:
1. Pusat pengatur suhu badan masih dalam perkembangan.
2. Intake cairan dan kalori sangat kurang/ dibawah kebutuhan.
3. Cadangan energi sangat kurang ( glikogen dijaringan dan lemak coklat disubcutan sedikit).
4. Luas permukaan tubuh relative lebih luas sehingga resiko kehilangan panas dan air lebih besar.
5. Jaringan lemak subcutan lebih tipis (isolator kurang) sehingga resiko kehilangan panas lebih besar.
Kebutuhan nutrisi untuk bayi premature diperlukan untuk metabolisme basal aktivitas, stres dingin, kehilangan melalui faeses dan urinjuga untuk pertumbuhan. Pada kesadaran tertentu kebutuhan kalori meningkat pada keadaan: kejang, suhu lingkungan lebih dingin, infeksi maupun asfeksia.
Pemberian minum peroral mudah kembung, otot dinding perut masih lemah, otot saluran pencernaan masih lemah, malas minum, berat badan tidak bertambah untuk waktu cukup lama. Pada bayi BBLR penurunan beret badan sangat banyak sehingga harus dikontrol jangan sampai kehilangan 10 %.
Bayi premature daya tahan tubuh lebih rendah sehingga sangat rentanterhadap infeksi, demikian juga fungsi organ belum baik (terutama umur kehamilan kurang 34 minggu) sehingga sering dijumpai masalah klinis seperti syndrome gawat nafas, hipotermi, tidak stabilnya sirkulasi (edema), hipoglikemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia. Gejala neurologik yang berhubungan dengan anoksia otak, sepsis oleh bakteri, anemia dan juga DIC.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Radiologi: Thorak foto/ baby gram, USG kepala
b. Laboratorium: darah: gula darah, analisa gas darah, k/p elektrolit darah, test kocok (shake test), darah rutin.

F. MANAGEMENT TERAPI
Setelah bayi lahir:
Umum:
1. Membersihkan jalan nafas
2. Mengusahakan nafas pertama dan seterusnya
3. Perawatan tali pusat dan perawatan mata
Khusus:
1. Suhu tunuh dijaga pada suhu aksila 36,5 - 37,50º C. bayi baru lahir dengan umur kehamilan 35 minggu perlu diperhatikan ketat, bayi dengan BBL, 2000 gram dirawat dalam incubator atau dengan boks kaca dengan lampu. Pada BBLR yang sudah stabil dilakukan perawatan bayi lekat.
2. Berikan oksigen sesuai dengan masalah pernafasan yang didapat. Pantau dengan oksimetri.
3. Sirkulasi dipantau dengan ketat (denyut jantung, perfusi darah, dan tekanan darah).
4. Awasi keseimbangan cairan , jaga jangan sampai kurang atau lebih.
5. Pemberian cairan dan nutrisi. Bila tidak ada masalah pernafasan dan keadaan umum baik:
a. Prinsip diberikan minum peroral sesegera mungkin.
b. Periksa reflek hisap dan menelan.
c. Motivasi ASI.
d. Pemberian nutrisi intra vena jika ada indikasi nutrisi meliputi karbohidrat, lemak, asam amino, vitamin dan mineral.
e. Berikan multivitamin jika minum enteral bisa diberikan secara kontinyu.
6. Pencegahan infeksi:
a. Cara kerja aseptic, cici tangan setiap akan memegang bayi.
b. Mencegah terlalu banyak bayi dalam satu ruangan.
c. Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ketempat bayi dirawat.
d. Antibiotik disesuaikan dengan pola kuman.
e. Membatasi tindakan seminimal mungkin.
7. Mencegah perdarahan: vitamin K 1 mg sekali pemberian.

KUMPULAN ASKEP

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DECOMPENSASI KORDIS

1. Masalah yang timbul pada Ny. X adalah :
1) Bersihan jalan nafas.
2) Penurunan curah jantung
3) Kelebihan cairan
4) Intoleransi aktivitas
5) PK : Aritmia
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny.X :
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d akumulasi sekret.
NOC :
• Status pernafasan : bebaskan jalan nafas
• Pertukaran gas,
Dengan kriteria :
- Dapat melakukan batuk efektif dan suara nafas bersih, bebas dypsnoe dan sianosis.
- Pertahankanjalan nafas stabil sepanjang waktu.
- Identifikasi dan hindari faktor khusus yang menghambat kebersihan jalan nafas.
NIC :
1) Airway management
 Atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Rasional : Pengaturan posisi memaximalkan pertukaran dan expansi paru.
 Auskultasi suara napas
Rasional : Suara nafas normalnya bersih. Adanya nafas crackles menunjukan cairan dalam jalan nafas dan wheezing menunjukan adanya obstruksi jalan nafas.
 Monitor status pernafsan
Rasional : normalnya pernafasan orang dewasa 16-20 x/m, adanya sekret pada jalan nafas terjadi peningkatan pernafasan.
 Mengajarkan batuk efektif
Rasional : Teknik ini dapat membantu untuk mengeluarkan sputum. Mengontrol batuk engan menggunakan otot-otot diafragma sehingga membuat batuk lebih keras dan efektif.
 Berikan bronkodilator
Rasional : bronkodilator mengurangi resistensi pada jalan nafas.

2) Peningkatan batuk
 Observasi sputum, warna, baud an jumlahnya
Rasional : Sputum normalnya bersih dan jumlahnya sedikit. Sputum abnormal berwarna hijau, kuning dan kemerahan.
 Dorong pasien untuk bernafas dalam
Rasional : Teknik ini dapat meningkatkan pengeluaran sputum.
 Tingkatkan hydasi cairan
Rasional : cairan dapat membantu meminimalkan kekeringan mukosa dan memaksimalkan silia untuk mengeluarkan secret
 Berikan perawatan oal setiap 4 jam
Rasional : perawatan oral dapat menyegarkan mulut setelah mengeluarkan dahak.


b. Penurunan curah jantung b/d perubahan isi sekuncup.
NOC :
 Keefektifan pompa jantung
 Vital sign dalam batas normal
 Status sirkulasi,
Dengan criteria:
- Gambaran cardio output yang adekuat, seperti TD, denyut dan irama nadi dalam batas normal. Kemampuan untuk toleransim terhadap aktivitas tanpa sesak nafa atau nueri dada.
- Perencanakan tindakan untuk mencegah penyakit jantung.
- Bebas dari efek obat.

NIC :
1) Cardiac care
Kegiatan :
 Catat tanda dan gejala penurunan cadiac output
Rasional : Gejal-gejala yang terjadi pada gagal jantung menurunkan kardiak output.
 Observasi nyeri dada, cata lokasi, radiasi, kualitas, durasi.
Rasional : Nyeri dada adalah indikasi umum ketidak adekuatan suplay darah pada jantung yang berhubungan dengan cardiac output.
 Monitor vital sign
Rasional : vital sign memberikan indikasi fungsi jantung.
 Monitor status cardiovascular
Rasional :
 Auskultasi suara jantung
Rasional : adnya bunyi gallop, tachikardi, creakles pada paru mengidentifikasikan gagal jantung.
2) Circuratory care
- Evaluasi nadi dengan edema periper
- Kaji tingkat ketidaknyamanan dan nyeri
- Monitor status cairan, termasuk intake dan output
- Menjaga hidrasi yang adekuat untuk mencegah peningkaatn viskositas darah.
- Dukung pasien untuk melakukan gerak pasif dan aktif selama bedrest.
- Ubah posisi pasien setiap 2 jam.
- Dukung pasien untuk latihan sesuai toleransi
- Beri anti platelet.

c. Kelebihan volume cairan b/d mekanisme pengaturan melemah
NOC :
 Keseimbangan cairan
 Keseimbangan asam basa dan elektrolit
Dengan kriteria :
- Pasien bebas dari edema anasarca
- Pelihara suara paru tdak dypsnoe
- Vena jugularis dan irama nadi dalam batas normal.
- Pelihara urin output 500 ml
NIC :
1) Manajemen cairan
 Kaji lokasi dan luas edema
Rasional : gagal jantung berhubungan dengan edema karena terjadi peningkatan tekanan hydorstatik .
 Monitor berat badan pasien
Rasional : perubahan berat badan menggambarkan perubahan volume cairan tubuh.
 Monitor vital sign
Rasional : kegagalan jantung mengakibatkan penurunan cardiac output dan penurunan tekanan darah. Hypoxia jaringan merangsang peningkatan jantung dan respiratori.
 Monitor intake dan output
Rasional : ukuran intake dan output yang akurat sangat penting untuk pasien yang kelebihan cairan.
 Memberikan diuretic
Rasional : respon terapi diuretic yaitu diuresis, pengeluaran cairan, vasodilatasi , penurunan tekanan vascular ginjal dan peningkatan renal blood flow.
 Monitor efek samping dari terapi diuretic
Rasional : penurunan tekanan darah dalam respon ACE inhibitor merupakan efek yang utama dalam terapi diuretic.
2). Monitoring cairan
 Menentukan faktor resiko ketidak keseimbangan cairan
 Monitor cairan yang masuk
 Rasional :
 Monitor serum dan urin osmolaritas
 Timbang berat badan dan monitor kenaikan